Guru dan Karyawan

Sekolah Unggul,Santun dan Islami

SD Islam Al Irsyad Gintungreja

Siap Menerima Pendaftaran Siswa Baru

SD Islam Al Irsyad Gintungreja

Siap Menerima Pendaftaran Siswa Baru

Out Bond Kelas 6

SD Islam Al Irsyad Gintungreja

TIM SEPAK BOLA

SD Islam Al Irsyad Gintungreja

SD Islam Al Irsyad Gintungreja

Siap Menerima Pendaftaran Siswa Baru

Pelatihan PKS bersama Polsek Gandrungmangu

SD Islam Al Irsyad Gintungreja

Pages

Rabu, 20 April 2016

ASTI JUARA 2 LOMBA GAMBAR BERCERITA


Alhamdulillah sebuah prestasi gemilang diraih lagi oleh SD Islam Al-Irsyad Gintungreja. Dalam Pekan Olahraga dan Seni Bulan yang lalu Asti Dwi Gati Sampurno meraih Juara 3

Hadiah Besar Bagi Penjenguk Orang Sakit

Hadiah Besar Bagi Penjenguk Orang Sakit
غَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ:  مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَعُودُ مُسْلِمًا غُدْوَةً إِلَّا صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ وَإِنْ عَادَهُ عَشِيَّةً إِلَّا صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ وَكَانَ لَهُ خَرِيفٌ فِي الْجَنَّةِ
"Tidaklah seorang muslim yang menjenguk muslim lainnya di pagi hari kecuali ada 70 ribu malaikat yang mendoakannya hingga sore hari. Dan jika menjenguknya di sore hari, ada 70 ribu malaikat yang mendoakannya hingga pagi, dan baginya satu kebun di surga." (HR. al-Tirmidzi dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih al-Tirmidzi)
Penjelasan
            Menjenguk orang sakit merupakan salah satu akhlaq mulia yang diajarkan oleh Islam. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam banyak memberikan motifasi agar orang yang sehat menjenguk saudaranya yang sedang sakit. Karena seseorang yang sakit sangat membutuhkan motifasi agar ia tetap tegar dalam menghadapi ujian tersebut. Diantara motifasi yang diberikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah dengan memberikan kabar gembira bahwasannya para penjenguk orang sakit akan mendapatkan hadiah yang sangat besar yaitu didoakan oleh 70.000 malaikat  dan mendapatkan hadiah kebun di dalam Surga,. Hal ini berdasarkan beberapa sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Diantaranya ;
 "Tidaklah seorang muslim yang menjenguk muslim lainnya di pagi hari kecuali ada 70 ribu malaikat yang mendoakannya hingga sore hari. Dan jika menjenguknya di sore hari, ada 70 ribu malaikat yang mendoakannya hingga pagi, dan baginya satu kebun di surga." (HR. al-Tirmidzi dan dishahihkan oleh al-Albani)
مَنْ عَادَ مَرِيضًا لَمْ يَزَلْ فِي خُرْفَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَرْجِعَ
"Siapa yang menjenguk orang sakit, ia berada dalam kebun surga sehingga dia kembali."  (HR. Muslim dan Ahmad. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam)
مَنْ عَادَ مَرِيضًا نَادَى مُنَادٍ مِنْ السَّمَاءِ طِبْتَ وَطَابَ مَمْشَاكَ وَتَبَوَّأْتَ مِنْ الْجَنَّةِ مَنْزِلًا
"Siapa yang menjenguk orang sakit, maka ada  yang berseru dari langit: kamu adalah orang baik, dan langkahmu juga baik dan engkau berhak menempati satu tempat di surga." (HR. Ibnu Majah, al-Tirmidzi, dan ahmad. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani )
مَنْ عَادَ مَرِيضًا لَمْ يَزَلْ يَخُوضُ فِي الرَّحْمَةِ حَتَّى يَجْلِسَ فَإِذَا جَلَسَ اغْتَمَسَ فِيهَا
"Siapa yang mejenguk orang sakit, ia terus dalam naungan rahmat sehingga duduk. Maka apabila ia duduk, ia tenggelam ke dalamnya." (HR. Ahmad. Dishahihkan Al-Albani)
            Bahkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjadikan menjenguk orang sakit sebagai bagian dari hak persaudaraan seislam. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ رَدُّ السَّلَامِ وَعِيَادَةُ الْمَرِيضِ وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَتَشْمِيتُ الْعَاطِسِ
"Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada lima: Menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengantar jenazah, memenuhi undangan, dan mendoakan yang bersin.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
            Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak hanya sekedar memotifasi untuk menjenguk orang yang sedang sakit namun, beliau juga mengajarkan tentang adab-adab yang hendaknya dilakukan saat menjenguk. Diantara yang beliau ajarkan adalah
a)      Hendaknya berdoa untuk orang yang sedang sakit.
Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam Banyak sekali mengajarkan doa - doa yang dianjurkan untuk dibaca saat menjenguk orang sakit.  Diantaranya ;
ü  Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menengok keluarganya. kemudian mengusap dengan tangan kanannya sambil membaca  doa
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ وَاشْفِ وأَنْتَ الشَّافِي لاَ شِفَآءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
 “ Ya Allah, Rabb manusia, hilangkanlah kesusahan dan berilah dia kesembuhan, Engkau Zat Yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lain”  (Muttafaqun ‘alaihi)
ü  Meletakkan jari telunjuknya ke tanah yang sebelumnya sudah ada ludahnya kemudian diangkat dan meletakkannya di tempat yang sakit sambil berdoa;
بِسْمِ اللهِ تُرْبَةُ أَرْضِنَا بِرِيْقَةِ بَعْضِنَا يُشْفَى بِهِ سَقِيْمُنَا بِإِذْنِ رَبِّنَا
“Dengan menyebut nama Allah, dengan debu bumi kami dan ludah sebagian kami sembuhkanlah penyakit kami dengan ijin Rabb kami.” (Muttafaqun ‘alaih)
ü  membaca doa disamping  orang yang sedang sakit sebanyak tujuh kali
أَسْأَلُ اللهَ الْعَظِيْمِ رَبَّ اْلعَرْشِ الْعَظِيْمِ أَنْ يَشْفِيَكَ
“Saya memohon kepada Allah Yang Maha Agung pemilik Arsy yang besar mudah-mudahan memberikan kesembuhan kepadamu”(HR. Muslim)
ü  Membaca doa                                                                                                                                                                                        لاَبَأْسَ طَهُوْرٌ إِنْ شَاَءَاللهُ
“Tidak mengapa (sakitmu)itu, semoga (penyakitmu)bisa menjadikan pembersih (dosa) insya Allah” (HR. Bukhari)
بِسْمِ اللهِ أُرْقِيْكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيْكَ مِنْ شَرِّكُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ, اللهُ يَشْفِيْكَ 
 بِسْمِ اللهِ أُرْقِيْكَ
                                                “Dengan menyebut nama Allah aku meruqyahmu dari segala yang meyakitkanmu. Dari segala kejahatan seseorang dan dari mata yang dengki. Allah akan menyembuhkanmu. Dengan menyebut nama Allah aku meruqyahmu.” (HR. Muslim)
 اَللَّهُمَّ اشْفِ.... اَللَّهُمَّ اشْفِ.... اَللَّهُمَّ اشْفِ....
                        “Ya Allah sembuhkanlah (nama orang yang sakit)” (HR. Muslim)
b)      Duduk dekat dengan orang yang sedang sakit
Anas Radhiyallahu ‘anhu pernah meriwayatkan “bahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menjenguk seorang anak yahudi yang biasa melayani beliau yang sedang sakit. Dan pada saat menjenguknya beliau duduk di dekat kepala anak tersebut. (HR.Bukhari)
c)      Menanyakan keadaannya
Para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menanyakan kepada Ali Radhiyallahu ‘anhu tentang keadaan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika mereka belum menjenguknya. Dan Ali Radhiyallahu ‘anhu pun menjawab: “ Segala puji bagi Allah, beliau  menyambut paginya dalam keadaan baik”(HR.Bukhari)
d)     Berbicara yang baik – baik saja
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila kalian menjenguk orang sakit atau  orang yang meninggal, bicaralah yang baik. Sesungguhnya para malaikat mengamini apa yang kalian ucapkan.”(HR. Muslim)
e)      Mentalkinnya apabila yang sakit sudah sakarotul maut
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Talkinlah orang yang hendak meninggal diantara kalian dengan kalimat Laa ilahaillah” (HR. Muslim)
Pelajaran Penting
1.      Penjenguk orang sakit akan memperoleh hadiah yang sangat besar yakni didoakan oleh para malaikat dan kebun di surga
2.      Hendaknya  penjenguk orang sakit melaksanakan adab-adab yang telah diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Diantaranya;
a.       Berdoa untuk yang sakit
b.      Duduk dekat dengan orang yang sedang sakit
c.       Menanyakan keadaannya
d.      Berbicara yang baik – baik
e.       Mentalkinnya apabila yang sakit sudah sakarotul maut
3.      Kepastian adanya Malaikat yang jumlahnya sangat banyak dan tidak ada yang mengetahui jumlah pastinya kecuali Allah Ta’ala
4.      Penghargaan yang sangat besar dari Allah Ta’ala kepada orang yang perhatian terhadap orang lain
5.      Terhubungnya alam ghaib dengan alam nyata

6.      Banyak hikmah dibalik ujian sakit bagi orang yang sakit dan bagi yang lain

Sumber : Materi Halaqoh Yayasan Sosial Al-Irsyad Cilacap

Rabu, 05 Februari 2014

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU 2014/2015

Kami telah membuka pendaftaran peserta didik baru untuk tahun pelajaran 2014/2015. Bagi bapak/ibu yang ingin menyekolahkannya, percayakanlah pada kami untuk menciptakan generasi khoirul ummah dengan sekolah unggul, santu dan islami. syarat pendaftran cukup mudah yaitu :
1. Memiliki Ijazah TK
2. Umur Min. 6.5 Tahun
3. FC akte kelahiran
4. sehat jasmani dan rohani.

Fasilitas
1. Ruang Belajar Nyaman
2. Area Bermain Luas
3. Ruang Laboratorium (dilengkapi dengan LCD in fokus)
4. semua warga sekolah terasuransikan
5. SDM standar S1 untuk guru

segera daftarkan putra-putri anda ke sekolah kami.
Jl. Gatot Subroto, Desa Gintungreja, Kecamatan Gandrungmangu,Kab. Cilacap
 

Kamis, 23 Januari 2014

Berusaha Tidak Tertinggal Takbiratul Ihram Shalat Berjamaah?

Ayo kita baca dan resapi sampai ke dalam hati kita.
Shalat berjamaah di masjid merupakan kewajiban bagi laki-laki menurut pendapat terkuat. Ada banyak dalil yang menunjukkan hal ini. Salah satunya kami sebutkan, yaitu saat-saat perang berkecamuk, tetap diperintahkan shalat berjamaah. Maka, apalagi suasana aman dan tentram, tentu lebih wajib lagi. Dan ini perintah langsung dari Allah dalam al-Quran.
Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذَا كُنْتَ فِيهِمْ فَأَقَمْتَ لَهُمُ الصَّلَاةَ فَلْتَقُمْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوا أَسْلِحَتَهُمْ فَإِذَا سَجَدُوا فَلْيَكُونُوا مِنْ وَرَائِكُمْ وَلْتَأْتِ طَائِفَةٌ أُخْرَى لَمْ يُصَلُّوا فَلْيُصَلُّوا مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوا حِذْرَهُمْ وَأَسْلِحَتَهُمْ وَدَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ تَغْفُلُونَ عَنْ أَسْلِحَتِكُمْ وَأَمْتِعَتِكُمْ فَيَمِيلُونَ عَلَيْكُمْ مَيْلَةً وَاحِدَةً وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِنْ كَانَ بِكُمْ أَذًى مِنْ مَطَرٍ أَوْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَنْ تَضَعُوا أَسْلِحَتَكُمْ وَخُذُوا حِذْرَكُمْ إِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا
Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat bersamamu) sujud (telah menyempurnakan  satu rakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum shalat, lalu shalatlah mereka denganmu.” (An-Nisa’ 102)
Ibnu Mundzir rahimahullah berkata, pada perintah Allah untuk tetap menegakkan shalat jamaah ketika takut (perang) adalah dalil bahwa shalat berjamaah ketika kondisi aman lebih wajib lagi.”1
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah menjelaskan, “Ayat ini merupakan dalil yang sangat jelas bahwa shalat berjamaah hukumnya fardhu ain bukan hanya sunnah atau fardhu kifayah,  Seandainya hukumnya sunnah tentu keadaan takut dari musuh adalah udzur yang utama. Juga bukan fardhu kifayah karena Alloh menggugurkan kewajiban berjamaah atas rombongan kedua dengan telah berjamaahnya rombongan pertama… dan Allah tidak memberi keringanan bagi mereka untuk meninggalkan shalat berjamaah dalam keadaan ketakutan (perang).“2

Tidak tertinggal takbiratul ihram shalat berjamaah

Salah satu yang mungkin sering kita lalaikan adalah kita terkadang tertinggal takbiratul ihram shalat berjamaah, artinya kita terlambat datang shalat berjamaah. Padahal untuk acara lainnya urusan duniawi, kita tidak boleh terlambat, apalagi ini adalah panggilan dari Allah. Datang lebih awal dan tidak terlambat ke masjid memiliki banyak keutamaan. Misalnya akan mendapar pahala yang sangat besar sehingga orang-orang jika tahu akan mengundi shaf terdepan (tentu harus cepat datang ke masjid).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِى النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلاَّ أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوا وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِى التَّهْجِيرِ لاَسْتَبَقُوا إِلَيْهِ
Jikalau orang-orang mengetahui apa yang ada di dalam mengumandangkan adzan dan shaf pertama (berupa pahala), kemudian mereka tidak mendapatkan (orang yang berhak atas itu) kecuali mereka berundi atasnya, maka niscaya mereka berundi, dan jikalau mereka mengetahui apa yang ada di dalam bersegera pergi ke masjid (berupa pahala), maka mereka niscaya akan berlomba-lomba kepadanya”3
Kemudian, datang lebih awal juga bisa mendapat banyak kebaikan seperti sempat shalat rawatib qabliyah dan bisa berdoa di antaran adzan dan iqamat di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الدُّعَاءَ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ فَادْعُوا
“Sesungguhnya do’a yang tidak tertolak adalah do’a antara adzan dan iqomah, maka berdo’alah (kala itu)

di kutip dari http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/berusaha-tidak-tertinggal-takbiratul-ihram-shalat-berjamaah.html 

Jumat, 19 Juli 2013

Kebaikan dalam Berpuasa

Ada dua tingkatan kebaikan yang ada dalam orang yang berpuasa sebagaimana kesimpulan para ulama dari berbagai dalil, mari kita simak
Tingkatan pertama: Orang yang melakukan puasa yang diperintahkan di bulan Ramadhan dan puasa sunnah dengan menjauhi larangan saat puasa yaitu makan, minum, hubungan intim dan menghindarkan diri dari berbagai perkara yang diharamkan juga meninggalkan berbagai maksiat. Puasa tingkatan pertama ini akan mendapatkan karunia dan pahala yang besar.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan pada seseorang,
إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً اتِّقَاءَ اللَّهِ جَلَّ وَعَزَّ إِلاَّ أَعْطَاكَ اللَّهُ خَيْراً مِنْهُ
Jika engkau menjaga diri dari sesuatu karena Allah, maka tentu Allah akan memberimu yang lebih baik darinya.” (HR. Ahmad 5: 78. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Karena orang yang berpuasa meninggalkan makan, minum, dan hubungan intim karena Allah, maka Allah akan menganti dengan kenikmatan di surga seperti disebut dalam ayat,
كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ
(kepada mereka dikatakan): “Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.” (QS. Al Haqqah: 24).
Mujahid mengatakan bahwa ayat ini turun kepada orang-orang yang berpuasa. Lihat Lathoiful Ma’arif, hal. 21.
Juga terkhusus bagi orang yang berpuasa disediakan pintu Ar Rayyan sebagaimana disebutkan dalam hadits yang muttafaqun ‘alaih, dari Sahl bin Sa’ad, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ فِى الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَ يَدْخُلُ مَعَهُمْ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَدْخُلُونَ مِنْهُ فَإِذَا دَخَلَ آخِرُهُمْ أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
Sesungguhnya di surga terdapat pintu yang disebut “Ar Rayyan”. Di dalamnya masuklah orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat. Tidak ada orang lain yang memasuki pintu tersebut bersama mereka. Nanti akan dipanggil, “Di mana orang yang berpuasa?” Lalu mereka memasuki pintu tersebut. Jika orang terakhir telah memasukinya, pintu tersebut tertutup dan tidak satu pun  yang bisa memasukinya lagi.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 1896 dan Muslim no. 1152).
Tingkatan kedua: Berpuasa atau menahan diri dari berbagai hal yang Allah haramkan baik di bulan Ramadhan, juga bulan-bulan lainnya. Jadi berpuasanya bukan di bulan Ramadhan saja, tetapi setiap waktu. Ia terus konsisten dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Ia pun tidak melampaui batasan Allah. Tingkatan kedua ini tentu lebih tinggi daripada tingkatan pertama.
Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Siapa yang berpuasa menahan syahwatnya di dunia, ia akan dapati kenikmatan tersebut di jannah (surga). Siapa yang meninggalkan ketergantungan pada selain Allah, maka ia akan menantikan balasannya ketika berjumpa dengan-Nya.
مَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ اللَّهِ فَإِنَّ أَجَلَ اللَّهِ لَآَتٍ
Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang.” (QS. Al ‘Ankabut: 5). (Lathoiful Ma’arif, hal. 285).
Penjelasan di atas diringkas dari pembahasan Ibnu Rajab dalam Lathoiful Ma’arif dan bantuan penjelasan dari Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz dari kitab Wazhoif Ramadhan karya ‘Abdurrahman bin Muhammad bin Qosim.
Ya Allah, berilah kami kemudahan untuk memasuki pintu surga Ar Rayyan dan mendapatkan kenikmatan lainnya di surga. Wallahu waliyyut taufiq.

sumber :
http://muslim.or.id/ramadhan/kajian-ramadhan-7-dua-tingkatan-orang-yang-berpuasa.html

 

Kamis, 27 Juni 2013

MENANGANI LUKA RINGAN

Zat Gizi Dan Penyembuhan Luka

MENANGANI LUKA RINGAN

A.    Definisi Luka
Luka didefinisikan sebagai keadaan hilang atau terputusnya kontinuitas jaringan, dapat berupa
1.   luka lecet atau gores (ekskoriasi),
2.   luka sayat atau luka iris (vulnus scissum),
3.   luka robek (vulnus laceratum),
4.   luka tusuk (vulnus punctum),
5.   luka karena gigitan binatang (vulnus morsum) dan
6.   luka bakar (vulnus combutio)
(Arif Mansjoer, dkk, 2000 dan Agung M dan Hendro, 2005).
Pembedaan luka berdasarkan macamnya menurut Dhirgo Adji, 2007 antara lain:
1.      Luka Operasi,
2.      Luka Dehisensi,
3.      Laserasi,
4.      Pungsi,
5.      Abrasi,
6.      Degloving/Mengelupas,
7.      Ballistic/ Luka Tembak,
8.      Luka Tertabrak,
9.      Luka Bakar, dan
10.  Fistula Kronis.
B.     Mekanisme Penyembuhan Luka
Jaringan yang rusak atau cedera harus diperbaiki baik melalui regenerasi sel atau pembentukan jaringan parut. Tujuan dari kedua jenis perbaikan tersebut adalah untuk mengisi daerah kerusakan agar integritas struktural jaringan pulih kembali. Regenerasi jaringan dan pembentukan jaringan parut dimulai dengan reaksi peradangan. Trombosit mengontrol perdarahan dan sel-sel darah putih mencerna serta menyingkirkan jaringan yang mati dari daerah tersebut. Faktor-faktor pertumbuhan kemudian diproduksi untuk merangsang mitosis atau pembentukan jaringan parut. Perbaikan jaringan dapat berjalan lambat apabila terjadi malnutrisi, penyakit sistemik, atau penurunan fungsi imun (Corwin, Elizabeth J., 2001).
Lebih lanjut Agung M. dan Hendro W. (2005) dan Dhirgo Adji (2007) menjelaskan bahwa proses penyembuhan luka memerlukan beberapa tahap/fase dan setiap fase akan mempunyai karakteristik klinis masing-masing. Penampakan klinis pada setiap fase penyembuhan luka tersebut adalah:
1)      Fase Inflamasi
Setelah kerusakan, terjadi radang yang dipacu oleh aktivasi platelet & fibrin pada jendalan darah. Neutrofil bertugas membersihkan bakteri, jaringan mati & benda asing. Pada proses tersebut juga akan dikeluarkan mediator radang yang akan membawa macrofag ke jaringan.
Secara klinis akan tampak oedem, nyeri, eritema, dan bila dipalpasi akan hangat (tanda radang dari Celcus) ini akan berlangsung kurang lebih 3 hari.
2)      Fase proliferasi
Fase ini dipacu oleh makrofag, melibatkan fibroblas yang membentuk matrix jaringan, sel endothelial membentuk pembuluh darah baru dan sel epithel yang membentuk epidermis dan terjadi pengembangan jaringan granulasi. Jaringan granulasi ini berwarna merah terang, banyak pembuluh darah, sel-sel bergranula, tahan terhadap infeksi
Secara klinis akan terjadi jaringan granulasi yang berwarna merah dengan epitel tipis yang mengelilingi daerah luka, dan luka menjadi mengecil. Sering masih overlap dengan fase inflamasi tergantung dari kondisi pasien dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi seperti kadar albumin serum, kadar vitamin C dan kadar mineral. Terjadi mulai hari kelima setelah luka.
3)      Fase maturasi
Fase maturasi disebut juga fase remodeling, fase ini terjadi ketika proliferasi & reparasi lengkap dimana terbentuk jaringan parut yang akan melindungi & memperkuat permukaan luka.
Secara klinis mulai terbentuk jaringan parut (scar) yang mulai mengecil dan bertendensi berwarna pucat, tipis, lemas tak ada rasa sakit maupun gatal. Terjadi berbulan-bulan setelah fase proliferasi terbentuk.
Sejalan dengan pendapat Corwin, Elizabeth J., 2001 dan Agung M. dan Hendro W., 2004, dalam Kompas Cyber Media Edisi 04 Januari 2003 diketahui bahwa albumin bermanfaat untuk pembentukan jaringan sel baru sehingga dapat dimanfaatkan untuk mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang terbelah. Hal ini ditunjang dengan salah satu indikasi penyembuhan luka adalah terbentuknya jaringan parut atau scar, disusun utamanya oleh serabut kolagen yang berbahan dasar protein (albumin).
C.    Zat Gizi dan Penyembuhan Luka
Zat-zat gizi yang memegang peranan penting dalam proses penyembuhan luka menurut Mazzotta (1994) adalah:
1.      Protein
2.      Vitamin A
3.      Zinc
4.      Vitamin C.
5.      Vitamin E
6.      Iron
Malnutrisi Protein ditemukan lebih dari 25% pada pasien yang dirawat di RS,  50%-nya merupakan pasien pasca bedah yang berisiko menderita malnutrisi protein tingkat sedang hingga berat. Kekurangan zat gizi memperlambat penyembuhan luka, menurunkan immunocompetence, meningkatkan kerentanan terjadinya infeksi atau peradangan, menyebabkan masa rawat di RS yang lebih lama, meningkatkan angka kematian dan angka kesakitan. Dalam usaha meningkatkan proses penyembuhan luka, protein diberikan hingga 2-4 g/kg BB per hari, perlu diketahui kebutuhan protein orang sehat adalah 0,8 g/kg per hari. Malnutrisi protein dikategorikan ringan jika serum albumin 3.5-3.9 g/dl, sedang jika serum albumin 2.5-3.5 g/dl, dan berat jika serum albumin kurang dari 2.5 g/dl.
D.    Monitoring Penyembuhan Luka
Menurut Yunita Sari (2006) dalam memonitor perkembangan luka perlu menggunakan skala-skala yang mempunyai tingkat reabilitas dan validitas yang tinggi serta mudah digunakan. Skala PUSH (Pressure Ulcer Scale for Healing) yang dikembangkan oleh NPUAP (National Pressure Ulcer Advisory Panel) memenuhi kriteria tersebut,
Semakin sedikit jumlah skor total menandakan luka tekan telah membaik atau menyembuh. Setelah mendapatkan skor total, dapat digunakan bagan monitoring skala PUSH (Gambar 4) pada setiap pengkajian yang berkelanjutan dan untuk mempermudah pembacaan digunakan chart monitoring skala PUSH (Gambar 5). Hasil skor total tiap pengkajian dituliskan dengan tanda silang atau bulatan pada chart, lalu tanda silang atau bulatan pada setiap tanggal pengkajian kemudian dihubungkan, sehingga membentuk sebuah Grafik. Dari Grafik ini kita dapat secara mudah mengetahui perkembangan dari luka, dimana Grafik yang naik menunjukan bahwa luka memburuk dan Grafik yang menurun menunjukan bahwa luka telah membaik.
Cara mengisi skala PUSH yaitu dengan melakukan observasi dan prngukuran luka. Kemudian kategorikan luka dengan memperhatikan luas area permukaan, eksudat, dan tipe dari jaringan luka. Tuliskanlah sub-skor untuk setiap karakteristik luka. Tambahkan sub-skor untuk mendapatkan total skor. Kemudian perkembangan luka setiap harinya dipantau melalui bagan dan chart monitoring skala PUSH.
a.      Panjang X lebar
Ukurlah panjang dan lebar dari luka tekan dengan menggunakan penggaris    (Gambar 6). Kalikan panjang dan lebar untuk mendapatkan perkiraan dari area permukaan didalam cm2. Gunakan metode yang sama setiap kali pengukuran luka.
b.      Jumlah eksudat
Perkirakan jumlah eksudat (drainage) dilakukan dengan mengobservasi luka setiap harinya.
c.       Tipe jaringan
Tipe jaringan yang dimaksud mengacu pada tipe jaringan yang ada didasar luka,  yaitu :
o   Skor 4, bika ada beberapa jaringan nekrotik. Jaringan nekrotik (Eschar) adalah jaringan yang berwarna coklat, hitam,atau kecoklatan yang menempel secara kuat ke dasar luka atau tepi luka. Jaringan nekrotik ini mungkin lebih keras atau lebih lembut daripada jaringan sekitarnya.
o   Skor 3, bila ada slough pada luka dan jaringan nekrotik tidak ada.
Slough: adalah jaringan yang berwarna kuning atau putih yang melekat pada dasar luka.
o   Skor 2, bila luka bersih dan mengandung jaringan granulasi. Jaringan granulasi adalah jaringan yang berwarna merah muda, tampak lembab, bercahaya, dan adanya granular.
o   Skor 1, untuk luka mengandung jaringan epitel atau jaringan parut. Jaringan epitel adalah jaringan yang berwarna merah muda atau jaringan kulit yang terang yang tumbuh dari tepi luka.
o   Skor 0, untuk luka tertutup. Jaringan telah sempurna tertutupi dengan jaringan epitel atau jaringan parut (bakal kulit yang baru)