Guru dan Karyawan

Sekolah Unggul,Santun dan Islami

SD Islam Al Irsyad Gintungreja

Siap Menerima Pendaftaran Siswa Baru

SD Islam Al Irsyad Gintungreja

Siap Menerima Pendaftaran Siswa Baru

Out Bond Kelas 6

SD Islam Al Irsyad Gintungreja

TIM SEPAK BOLA

SD Islam Al Irsyad Gintungreja

SD Islam Al Irsyad Gintungreja

Siap Menerima Pendaftaran Siswa Baru

Pelatihan PKS bersama Polsek Gandrungmangu

SD Islam Al Irsyad Gintungreja

Pages

Kamis, 27 Juni 2013

MENANGANI LUKA RINGAN

Zat Gizi Dan Penyembuhan Luka

MENANGANI LUKA RINGAN

A.    Definisi Luka
Luka didefinisikan sebagai keadaan hilang atau terputusnya kontinuitas jaringan, dapat berupa
1.   luka lecet atau gores (ekskoriasi),
2.   luka sayat atau luka iris (vulnus scissum),
3.   luka robek (vulnus laceratum),
4.   luka tusuk (vulnus punctum),
5.   luka karena gigitan binatang (vulnus morsum) dan
6.   luka bakar (vulnus combutio)
(Arif Mansjoer, dkk, 2000 dan Agung M dan Hendro, 2005).
Pembedaan luka berdasarkan macamnya menurut Dhirgo Adji, 2007 antara lain:
1.      Luka Operasi,
2.      Luka Dehisensi,
3.      Laserasi,
4.      Pungsi,
5.      Abrasi,
6.      Degloving/Mengelupas,
7.      Ballistic/ Luka Tembak,
8.      Luka Tertabrak,
9.      Luka Bakar, dan
10.  Fistula Kronis.
B.     Mekanisme Penyembuhan Luka
Jaringan yang rusak atau cedera harus diperbaiki baik melalui regenerasi sel atau pembentukan jaringan parut. Tujuan dari kedua jenis perbaikan tersebut adalah untuk mengisi daerah kerusakan agar integritas struktural jaringan pulih kembali. Regenerasi jaringan dan pembentukan jaringan parut dimulai dengan reaksi peradangan. Trombosit mengontrol perdarahan dan sel-sel darah putih mencerna serta menyingkirkan jaringan yang mati dari daerah tersebut. Faktor-faktor pertumbuhan kemudian diproduksi untuk merangsang mitosis atau pembentukan jaringan parut. Perbaikan jaringan dapat berjalan lambat apabila terjadi malnutrisi, penyakit sistemik, atau penurunan fungsi imun (Corwin, Elizabeth J., 2001).
Lebih lanjut Agung M. dan Hendro W. (2005) dan Dhirgo Adji (2007) menjelaskan bahwa proses penyembuhan luka memerlukan beberapa tahap/fase dan setiap fase akan mempunyai karakteristik klinis masing-masing. Penampakan klinis pada setiap fase penyembuhan luka tersebut adalah:
1)      Fase Inflamasi
Setelah kerusakan, terjadi radang yang dipacu oleh aktivasi platelet & fibrin pada jendalan darah. Neutrofil bertugas membersihkan bakteri, jaringan mati & benda asing. Pada proses tersebut juga akan dikeluarkan mediator radang yang akan membawa macrofag ke jaringan.
Secara klinis akan tampak oedem, nyeri, eritema, dan bila dipalpasi akan hangat (tanda radang dari Celcus) ini akan berlangsung kurang lebih 3 hari.
2)      Fase proliferasi
Fase ini dipacu oleh makrofag, melibatkan fibroblas yang membentuk matrix jaringan, sel endothelial membentuk pembuluh darah baru dan sel epithel yang membentuk epidermis dan terjadi pengembangan jaringan granulasi. Jaringan granulasi ini berwarna merah terang, banyak pembuluh darah, sel-sel bergranula, tahan terhadap infeksi
Secara klinis akan terjadi jaringan granulasi yang berwarna merah dengan epitel tipis yang mengelilingi daerah luka, dan luka menjadi mengecil. Sering masih overlap dengan fase inflamasi tergantung dari kondisi pasien dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi seperti kadar albumin serum, kadar vitamin C dan kadar mineral. Terjadi mulai hari kelima setelah luka.
3)      Fase maturasi
Fase maturasi disebut juga fase remodeling, fase ini terjadi ketika proliferasi & reparasi lengkap dimana terbentuk jaringan parut yang akan melindungi & memperkuat permukaan luka.
Secara klinis mulai terbentuk jaringan parut (scar) yang mulai mengecil dan bertendensi berwarna pucat, tipis, lemas tak ada rasa sakit maupun gatal. Terjadi berbulan-bulan setelah fase proliferasi terbentuk.
Sejalan dengan pendapat Corwin, Elizabeth J., 2001 dan Agung M. dan Hendro W., 2004, dalam Kompas Cyber Media Edisi 04 Januari 2003 diketahui bahwa albumin bermanfaat untuk pembentukan jaringan sel baru sehingga dapat dimanfaatkan untuk mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang terbelah. Hal ini ditunjang dengan salah satu indikasi penyembuhan luka adalah terbentuknya jaringan parut atau scar, disusun utamanya oleh serabut kolagen yang berbahan dasar protein (albumin).
C.    Zat Gizi dan Penyembuhan Luka
Zat-zat gizi yang memegang peranan penting dalam proses penyembuhan luka menurut Mazzotta (1994) adalah:
1.      Protein
2.      Vitamin A
3.      Zinc
4.      Vitamin C.
5.      Vitamin E
6.      Iron
Malnutrisi Protein ditemukan lebih dari 25% pada pasien yang dirawat di RS,  50%-nya merupakan pasien pasca bedah yang berisiko menderita malnutrisi protein tingkat sedang hingga berat. Kekurangan zat gizi memperlambat penyembuhan luka, menurunkan immunocompetence, meningkatkan kerentanan terjadinya infeksi atau peradangan, menyebabkan masa rawat di RS yang lebih lama, meningkatkan angka kematian dan angka kesakitan. Dalam usaha meningkatkan proses penyembuhan luka, protein diberikan hingga 2-4 g/kg BB per hari, perlu diketahui kebutuhan protein orang sehat adalah 0,8 g/kg per hari. Malnutrisi protein dikategorikan ringan jika serum albumin 3.5-3.9 g/dl, sedang jika serum albumin 2.5-3.5 g/dl, dan berat jika serum albumin kurang dari 2.5 g/dl.
D.    Monitoring Penyembuhan Luka
Menurut Yunita Sari (2006) dalam memonitor perkembangan luka perlu menggunakan skala-skala yang mempunyai tingkat reabilitas dan validitas yang tinggi serta mudah digunakan. Skala PUSH (Pressure Ulcer Scale for Healing) yang dikembangkan oleh NPUAP (National Pressure Ulcer Advisory Panel) memenuhi kriteria tersebut,
Semakin sedikit jumlah skor total menandakan luka tekan telah membaik atau menyembuh. Setelah mendapatkan skor total, dapat digunakan bagan monitoring skala PUSH (Gambar 4) pada setiap pengkajian yang berkelanjutan dan untuk mempermudah pembacaan digunakan chart monitoring skala PUSH (Gambar 5). Hasil skor total tiap pengkajian dituliskan dengan tanda silang atau bulatan pada chart, lalu tanda silang atau bulatan pada setiap tanggal pengkajian kemudian dihubungkan, sehingga membentuk sebuah Grafik. Dari Grafik ini kita dapat secara mudah mengetahui perkembangan dari luka, dimana Grafik yang naik menunjukan bahwa luka memburuk dan Grafik yang menurun menunjukan bahwa luka telah membaik.
Cara mengisi skala PUSH yaitu dengan melakukan observasi dan prngukuran luka. Kemudian kategorikan luka dengan memperhatikan luas area permukaan, eksudat, dan tipe dari jaringan luka. Tuliskanlah sub-skor untuk setiap karakteristik luka. Tambahkan sub-skor untuk mendapatkan total skor. Kemudian perkembangan luka setiap harinya dipantau melalui bagan dan chart monitoring skala PUSH.
a.      Panjang X lebar
Ukurlah panjang dan lebar dari luka tekan dengan menggunakan penggaris    (Gambar 6). Kalikan panjang dan lebar untuk mendapatkan perkiraan dari area permukaan didalam cm2. Gunakan metode yang sama setiap kali pengukuran luka.
b.      Jumlah eksudat
Perkirakan jumlah eksudat (drainage) dilakukan dengan mengobservasi luka setiap harinya.
c.       Tipe jaringan
Tipe jaringan yang dimaksud mengacu pada tipe jaringan yang ada didasar luka,  yaitu :
o   Skor 4, bika ada beberapa jaringan nekrotik. Jaringan nekrotik (Eschar) adalah jaringan yang berwarna coklat, hitam,atau kecoklatan yang menempel secara kuat ke dasar luka atau tepi luka. Jaringan nekrotik ini mungkin lebih keras atau lebih lembut daripada jaringan sekitarnya.
o   Skor 3, bila ada slough pada luka dan jaringan nekrotik tidak ada.
Slough: adalah jaringan yang berwarna kuning atau putih yang melekat pada dasar luka.
o   Skor 2, bila luka bersih dan mengandung jaringan granulasi. Jaringan granulasi adalah jaringan yang berwarna merah muda, tampak lembab, bercahaya, dan adanya granular.
o   Skor 1, untuk luka mengandung jaringan epitel atau jaringan parut. Jaringan epitel adalah jaringan yang berwarna merah muda atau jaringan kulit yang terang yang tumbuh dari tepi luka.
o   Skor 0, untuk luka tertutup. Jaringan telah sempurna tertutupi dengan jaringan epitel atau jaringan parut (bakal kulit yang baru)



Sabtu, 22 Juni 2013

Aturan Aman Minum Obat dan Vitamin

Makan vitamin tambahan ataupun obat, mungkin sudah menjadi rutinitas Anda sehari-hari. Tapi tahukah Anda, jika aturannya tidak diikuti dengan disiplin, justru akan menimbulkan kerugian bagi kesehatan. Bagaimana aturan makan vitamin tambahan dan obat yang benar?

Vitamin tambahan berfungsi untuk mencegah kekurangan vitamin dalam tubuh akibat asupan zat gizi yang tidak seimbang, atau tidak seimbangnya asupan makanan dengan energi yang keluar, misalnya saat sakit atau ada aktivitas fisik berlebih. Vitamin tambahan juga tidak perlu dikonsumsi setiap hari. Dibandingkan dengan vitamin tambahan, makanan tetap menjadi sumber vitamin alami terbaik. 

“Pada prinsipnya, kecukupan vitamin akan terpenuhi jika kita makan 4 sehat 5 sempurna dengan jadwal teratur, yaitu 3 kali makan utama yang terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati serta sayur, 2 porsi buah dan 2 gelas susu”, ujar dr. Tjandraningrum, M. Gizi, SpGK.

Jika dibutuhkan, makanlah vitamin tambahan setelah Anda selesai makan. Setelah itu, jika Anda ingin mengonsumsi minuman berkafein, sebaiknya beri jeda. Tunggulah beberapa waktu karena kafein bisa memberikan efek negatif terhadap penyerapan vitamin, seperti meningkatkan pengeluaran kalsium dalam air seni dan menghambat penyerapan vitamin. Makan vitamin tambahan pun tidak boleh menggunakan dosis yang sembarang, karena kebutuhan vitamin setiap orang berbeda, tergantung kondisi kesehatan masing-masing. 

Lalu bagaimana cara mengonsumsi obat dengan baik? Pertama, ikutilah arahan pada kemasan obat ataupun dari dokter Anda mengenai waktu konsumsi yang tepat, misalnya, obat harus dimakan pagi hari atau malam, sebelum ataupun sesudah makan, karena sebagian jenis obat bisa menimbulkan ketidaknyamanan pada lambung. 

Susu dan minuman berkafein (termasuk teh, kopi dan soda) sebaiknya dihindari setelah Anda makan obat, atau setidaknya tunggu hingga 2 jam setelahnya. Jika dikonsumsi langsung, susu bisa membuat obat menjadi netral, kopi bisa menyebabkan rasa mual, dan soda bisa menyebabkan iritasi lambung.
Pembina Dokter Kecil
Ust. Sauki Ahmad


Makan obat harus tepat waktu, terutama antibiotik dan antivirus, karena jika tidak malah bisa menimbulkan kekebalan terhadap bakteri penyebab penyakit yang Anda derita. Habiskan obat dalam jumlah yang disarankan dan jika Anda merasakan adanya ketidakcocokan dengan obat (alergi), segera konsultasikan dengan dokter. Adapun gejala alergi obat yang umum, yaitu gatal-gatal di seluruh tubuh, sesak nafas, bahkan pingsan.





Oleh Stephanie F.

Oleh  | Yahoo! SHE – 13 jam yang lalu

Jumat, 21 Juni 2013

WISUDA KELAS VI SD ISLAM AL IRSYAD GINTUNGREJA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

              
                  SD ISLAM AL IRSYAD GINTUNGREJA kembali mewisuda lulusan kelas 6 pada Sabtu, 8 Juni 2013.  Acara ini diselenggarakan bertepatan dengan pengumuman dan perpisahan kelulusan kelas 6 Tahun Pelajaran 2012/2013.  Dari hasil pengumumuman kelulusan pada tahun ini SD Islam Al Irsyad Gintungreja lulus 100 %. 
Acara yang diselenggarakan di Aula SD Islam Al Irsyad Gintungreja dihadiri oleh wali murid beserta tamu undangan untuk menyaksikan prosesi wisuda dan memperoleh pengumuman kelulusan.  Dalam kesempatan sambutannya Kepala SD Ust Heri Suwartoyo, S.Pd. berpesan agar seluruh siswa kelas 6 untuk melanjutkan pendidikan wajib belajar 9 tahun dan meneruskan ke sekolah yang selaras dengan SD Islam Al Irsyad Gintungreja yang mengutamakan pendidikan Islami.

Selasa, 04 Juni 2013

MILAD YAYASAN SOSIAL AL IRSYAD KE 40

SELAMAT MILAD KE 40 YAYASAN SOSIAL AL IRSYAD CILACAP
sejak 1973 - 201

Senin, 03 Juni 2013

10 Benda Kotor dan Penuh Kuman yang Kita Sentuh Setiap Hari

Dilansir Magforwomen, berikut 10 benda penuh kuman yang kita sentuh hampir setiap hari:
1. Dudukan Toilet
Yap, siklus dimulai ketika kita akan memulai aktovitas sehari-hari. Meski kita membersihkan permukaan dudukan toilet 2 minggu sekali atau lebih, penelitian menunjukkan bahwa ada sekitar 295 bakteri yang bisa ditemukan di setiap inci dudukan toilet!
2. Saklar Lampu
Saklar lampu merupakan sesuatu yang paling sering disentuh, baik di rumah ataupun tempat umum ketika ingin mematikan atau menyalakan lampu. Benda tersebut terlihat steril, namun itu adalah salah satu dari benda terkotor yang pernah disentuh banyak orang.
3. Uang
Semua orang suka uang dan mau tak mau pasti semua orang menyentuh dan menggenggamnya. Uang terus berpindah tangan, mulai dari penjaga kasir hingga pedagang di pinggir jalan. Tidak ada yang tahu dari manakah uang yang kita pegang itu berasal sebelumnya. Sebuah studi di Amerika menunjukkan bahwa terdapat 135.000 bakteri yang ada dalam 1 lembar uang.
4. Keyboard Komputer
Zaman sekarang, tak ada orang yang tidak menyentuh komputer. Kebanyakan dari kita menghabiskan waktu di depa  komputer. Parahnya, terkadang kita lupa membersihkan bakteri dan kotoran di keyboard komputer setelah menggunakannya. Beberapa studi bahkan mengklaim bahwa kotornya keyboard sama dengan kandungan bakteri di dudukan toilet!
5. Wastafel Dapur
Kebanyakan wanita sulit untuk tidak menghabiskan waktu di wastafel dapur, baik itu mencuci piring atau sayuran. Bayangkan saja, sisa makanan, seperti daging, sayuran, dan lainnya tertampung di situ. Alhasil, bakteri pun mulai bermunculan. Untuk itulah sangat penting membersihkannya setiap hari.
6. Sponge Cuci Piring
Sponge cuci piring hampir selalu dalam keadaan basah setiap waktunya. Dan kotoran sisa-sisa makanan yang telah dibersihkan kebanyakan menyangkut di sela-sela sponge dan susah dibersihkan. Bayangkan seberapa banyaknya bakteri yang muncul. Coba panaskan sponge di dalam microwave selama 60 detik untuk terhindar dari kuman.
7. Handphone
Yap, di zaman serba maju seperti ini, sangat kecil kemungkinan kita akan meninggalkan handphone di rumah. Hampir setiap hari kita membawa dan bahkan menggenggamnya setiap hari. Studi yang dilakukan di Inggris menunjukkan bahwa handphone adalah musuh baru bagi penggunanya. Karena panas yang dihasilkan dan uap air dari tubuh kita bisa menarik ribuan kuman dan kuman tersebut hinggap di ponsel kita, hiiii!
8. Bak Mandi
Meskipun lantai dan toilet sering dibersihkan, namun terkadang kita sulit untuk mencapai bagian dasar bak mandi sehingga malas untuk membersihkannya. Kuman dan bakteri di bak mandi tidak akan terdeteksi hingga akhirnya salah satu dari anggota keluarga terkena penyakit infeksi saluran kemih.
9. Remote TV
Ketika menonton tv, remote adalah benda yang tidak bisa lepas dari tangan kita. Anggota keluarga kita lainnya secara bergantian juga ikut menyentuh remote tv. Inilah yang akhirnya menyebabkan kuman dan bakteri bisa hinggap, entah dari tangan kita sendiri atau sang adik yang habis menyentuh tanah di luar rumah. Segera masukkan remote tv ke dalam daftar benda yang harus dibersihkan secara rutin.
10.  Troli Belanja
Troli belanja di supermarket disentuh oleh tangan yang berbeda-beda setiap harinya. Dari keringat-keringat di tangan orang yang menyentuh troli tersebut tentu saja bisa menimbulkan ribuan bakteri atau kuman, hiii.
(ctr)